Pantun Jenaka Lucu - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b). Tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Dalam EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan (2008) Ernawati Waridah menjelaskan, pantun adalah jenis puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam setiap bait terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama di awal, untuk mengantarkan rima atau sajak saja. Sedangkan isi adalah dua baris terakhir yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Sedangkan ciri-ciri pantun tidak boleh diubah. Jika diubah maka tidak bisa lagi disebut pantun. Melainkan akan menjadi seloka, gurindam atau bentuk puisi lama lainnya. Berikut ini ciri-ciri pantun:
- Terdiri atas empat larik atau empat baris.
- Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
- Bersajak akhir dengan pola a-b-a-b atau a-a-a-a, tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a.
- Terdiri dari dua bagian yaitu sampiran dan isi.
- Baris pertama dan kedua adalah sampiran.
- Baris ketiga dan keempat adalah isi.
Pantun Jenaka Lucu
Berikut Pantun Jenaka Lucu yang di dikutip dari beberapa sumber sebagai berikut.
Memasak ikan di dalam peti
Paling enak di campur terasi
Gayanya aja kayak selebriti
Tapi dompetnya kagak berisi
Makan enak di rumah makan padang
Terbatuk hebat karena bawang
Sungguh malu menjadi Galang
Traktir teman tak bawa uang
Naik delman ke Malaya
Jangan lupa bawa pengukur
Siapa yang tidak tertawa
Lihat sibotak ingin dicukur
Kancil cari undur-undur
Mencarinya muter-muter
Ada anak suka tidur
Sambil ngorok sambil ngiler
Buah pisang buah tomat
Disimpan didalam lumbung padi
Pantas tercium bau menyengat
Rupanya kau belum mandi
Hari minggu sudahlah siang
Setelah siang menuju petang
Ditunggu tunggu gak juga datang
Sekali datang kok nagih utang
Jika sudah merasakan cinta
Hati terasa berbunga-bunga
Kalau sudah terbawa suasana
Senyum sendiri seperti orang gila
Beribu-ribu pedagang peyek
Hanya 1 pedagang skotang
Beribu-ribu orang yang jelek
Hanya aku yang paling ganteng
Masak ayam masak tumis
Iris tipis sampai habis
Selasa malam hujan gerimis
Dompet tipis semakin kritis
Pergi ke toko membeli obat
Mampir ke salon menghias kuku
Makan apa wahai sobat
Terdapat cabe di gigimu
Berakit-rakit ke hulu
Berenang renang ketepian
Mantan udah ke penghulu
Kita masih kesepian
Elok sungguh bunga kantil
Tumbuh kearah kolam telaga
Elok sungguh berbini sungil
Walaupun marah tersenyum juga
Malam hari buat pantun lucu
Lebih semangat dibantu teman
Nenek menangis melihat sang cucu
Berbadan hitam tercebur selokan
Harimau telah semakin sombong
Suka menghina yang jelek
Masih kecil telah ompong
Mirip dengan nenek-nenek
Pantun lucu untuk lomba
Habis akal terkena marah
Geli hati melihat adiba
Pakai celana panjang sebelah
Layangan putus nyangkut di paku
Pakunya nempel di jemuran baju
Cinta mu tulus cuma untuk ku
Tapi sayang mama ku nggak setuju